Prolog
KALIAN tahu bagaimana perasaanku saat ini?
Sakit.
Itulah yang aku rasakan.
Melihat orang yang aku cintai seperti itu.
Orang yang ku cintai? Hah.. sepertinya sia – sia saja usahaku selama beberapa tahun terakhir ini. Rasa cinta yang sudah aku tekan sedalam mungkin kini tumbuh menjalar di dalam hatiku begitu saja tanpa bisa kucegah. Aku sadar, semakin besar usahaku untuk untuk melupakannya. Semakin besar juga rasa cintaku terhadapnya.
Aku hanya berdiri mematung di ambang pintu kamarnya. Sakit. Sakit sekali rasanya melihatnya seperti itu. hatiku bagai di hujam ribuan pisau yang tajam. Bagaikan seonggok daging yang di perebutkan oleh sekawanan harimau – harimau buas yang kelaparan. Butuh tenaga kuat untuk menahan air mataku agar tak menetes sedikitpun. dan itu sulit!
Kini ia terlihat nyaris terlihat seperti seorang mayat hidup! Wajahnya begitu pucat. Tak mau makan. Tak mau minum. Bahkan tak mau bicara. Itu yang aku dengar dari ibunya. Atau mungkin ia tak mau bernafas sekalipun. Yang ia lakukan hanyalah duduk sambil memeluk lututnya sendiri. Tatapannya kosong. Tak ada senyum yang biasanya menghiasi wajahnya. Hanya kesedihan yang tersirat di wajahnya. Tentu saja luka yang tergores begitu dalam di hatinya.
Sebegitu dalam kah rasa cintanya? Begitu besar kah rasa sayangnya? Sampai – sampai separuh dari jiwanya ikut terbawa seiring dengan kepergiannya. Aku sadar dia mencintainya. Sungguh-sangat-amat mencintainnya. Tapi mau sampai kapan?
Aku sadar. Yang harus aku lakukan sekarang adalah berada di sampingnya. Menyemangatinya. Tapi sebagai apa? Sahabat atau orang yang mencintainya?
gimana? bagus gak? atau aneh? oh ya itu judulnya agak lebay gak sih? boleh minta sarannya kan? keep comment ya :D